Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Dia sedang Merindu

Hujan sore ini terlalu lama, membawa angin pesakitan bagi jiwa yang menyepi, menepi sendiri. Langit yang abu, awan hitam, menghalangi romantika senja sore ini untuk berpulang ke surga. Menjamah lelah menjadi gundah. Mengelabui malam, menjadi malam tak berbintang. Sialnya, aku selalu menunggu hujan, meski semesta tak seindah biasanya. Hujan selalu mampu membawaku untuk kembali pulang, pada kehangatan rumah yang terindukan oleh diri. Hujan selalu membawaku dalam dingin tak berarti, karena tak mampu berpulang pada peluknya. Bukan dia, bukan dia yang aku rindukan, namun hangat peluknya. Hangat yang justru memaksaku untuk melangkah lebih jauh, agar tidak ada yang tersakiti. Agar tidak ada kemenangan atas ego masing-masing. Bahagiaku bukan lagi prioritasmu, bahagiamu masih ku jaga dalam doa, agar Tuhan mengerti betapa hati ini ingin menjauh karna inginku agar kau bahagia, meski bukan dalam hangatku. Agar Tuhan mengerti bagaimana doa ini selalu terpanjatkan, messki dia telah bahagia send...
Garis mana lagi yang tak Kau luruskan, hingga aku harus menyadari garis itu sendiri. Takdir mana lagi yang tak Kau ijinkan berubah, hingga aku hanya mampu berdoa dan berpasrah. Kau buat seakan tak berujung, seakan tak berpintu, seakan aku terjebak. Takut, aku menjadi dingin, lebih dingin daripada hati yang pernah remuk berkeping-keping. Takut, aku menjadi rentan, lebih rentan daripada daun yang tertiup angin. Takut, aku menjadi penikmat rasa sakit, hingga aku lupa aku harus bahagia.  Berkali-kali dihantam oleh cambuk dunia, melawan sama artinya dengan mengambil resiko yang mungkin kau sendiri tidak tahu, berapa lama luka cambukmu akan paling tidak membaik.  Berkali-kali dipaksa menelan pahit kenyataan, yang terasa menjijikan hingga kau lupa bagaimana pahit dan menjijikan menjadi hal yang menyebalkan, sampai terasa hambar. Berkali-kali dibiarkan mendingin bersama hati yang kecewa, hingga rasa ingin bahagiamu hilang karena berharap hanya berpulang pada kecewa. Mungk...