Cinta Akan Tersenyum Diam-diam, Disana..

Aku masih bisa menatap mata belo itu dengan mata minus ini, mata yang sudah lama kukenal, bahkan pernah menjadi mata yang paling indah. Berada disatu ruangan yang sama, melihat ke arah yang sama, tapi ekor mataku selalu menangkapmu dalam diam.

Laki-laki berkulit putih, dengan postur tubuh yang cukup tinggi, poni yang sudah panjang, masih sama seperti dulu saat pertama kali aku menjumpaimu. Jatuh cinta pada sosok yang belum pernah kutemui sebelumnya, aneh. Aku ingat, saat itu aku yang mencarimu bukan kamu yang mencari aku. 

Sore itu keringat mengucur deras dari sela-sela ponimu. Seperti berlomba-lomba untuk jatuh kepipi yang tidak terlalu berisi itu. Suara nyaring, teman-temanmu yang tertawa bersamamu. Masih terekam jelas dipikiranku. Kita tidak bicara, tapi mata kita saling menatap penuh arti mampu melunakkan suasana yang kaku karna rasa malu. sampai.. tangan kita saling merapat, mengisi ruas-ruas jemari ini yang sebelumnya kosong tak terisi. dibawah pohon rindang dengan angin yang menggoda. Itu sore yang paling indah sejak mengenalmu.

Sampai akhirnya, keegoisan ini tak mampu dikendalikan, begitu juga denganmu kan ?.

Kita ini sama-sama keras kepala. Akan ada suatu masa, kita sama-sama tertawa karna keegoisan kita. Lalu cinta akan tersenyum diam-diam, disana...




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedang apa?

Seharusnya

Begitu saja